Senin, 04 Januari 2010

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Telah terbukti bahwa sistem pendidikan yang materialistik telah gagal melahirkan manusia yang shaleh yang sekaligus menguasai iptek. Misalnya di Indonesia, secara formal kelembagaan, sekulerisasi pendidikan ini telah dimulai sejak adanya dua kurikulum pendidikan keluaran dua departamen yang berbeda, yakni Depag dan Depkidbud.
Apa itu sekulerisme? Menurut Muhammad Qutb ( ancaman sekulerisme,1986) diartikan sebagai, Iqomatu al-hayati 'ala ghoyri asasina mina al-dini (membangun struktur kehidupan di atas landasan selain sistem Islam). Dan An-Nabhani mengartikan, "Pemisahan agama dengan kehidupan, ide ini menjadi aqidah (asas), sekaligus qiyadah fikriyah (kepemimpinan ideologis) serta sebagai qaidah fikriyah (landasan berfikir)" (lihat:Nizhamul Islam Al Quds,1953) atas dasar berfikir ini, mereka berpendapat bahwa manusia sendirilah yang berhak membuat peraturan hidupnya, dan sesuai dengan hawa nafsu serta akalnya yang sangat terbatas itu.
Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) adalah suatu hal yang berada di wilayah bebas nilai, sehingga sama sekali tidak tersentuh oleh standar nilai agama. Pendidikan materialistik memberikan kepada siswa suatu basis pemikiran yang serba terukur secara material serta memungkiri hal-hal yang bersifat non-materi. Bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam oleh orang tua siswa. Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara dengan nilai materi.
B. PERMASALAHAN
Realitas ini sepatutnya membuat umat mengurut dada, dan prihatin bukankah pendidikan adalah sokoguru pembangunan dan keberhasilan suatu umat?, bila anak-anak dan para pemuda tidak mendapatkan pendidikan yang layak, dapat dibayangkan generasi macam apa yang muncul di masa datang. Pertanyaan muncul apakah Islam mampu memberikan solusi bagi dunia pendidikan. Jika mampu, sistem pendidikan Islam yang bagaimana yang bisa menghasilkan manusia-manusia yang tidak saja berkualitas intelektualitas barat tetapi juga berakhlak sesuai dengan tuntunan di dalam Islam.

C. PEMBAHASAN
1. Pendidikan Menurut Islam
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan sebagai salah satu kebutuhan, fungsi sosial, sebagai bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup. Pernyataan ini setidaknya mengisyaratkan bahwa bagaimanapun sederhananya suatu komunitas manusia, memerlukan adanya pendidikan. Dalam konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia. Sebab, ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu, Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorongan serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan mendayagunakan ilmunya di atas jalan kebenaran itu. Rasulullah Saw bersabda, “Tuntutlah oleh kalian akan ilmu pengetahuan, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah azza wa jalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shodaqoh. Sesungguhnya ilmu itu akan menempatkan pemiliknya pada kedudukan tinggi lagi mulia. Ilmu adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.” [HR. ar-RabĂ®’].
Makna hadits tersebut sejalan dengan firman Allah SWT: “Allah niscaya mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang berilmu pengetahuan bertingkat derajat. Dan Allah Maha mengetahui terhadap apa yang kamu lakukan.” (Qs. al-Mujadalah:11).
Islam sebagai agama dan sekaligus sebagai sistem peradaban mengisyaratkan pentingnya pendidikan. Isyarat ini terjelaskan dari berbagai muatan dalam konsep ajarannya. Salah satu di antaranya melalui pendekatan terminologi. Secara derivatif islam itu sendiri, salah satu di antaranya yaitu kata sulam yang makna asalnya adalah tangga. Dalam kaitan dengan pendidikan, makna ini setara dengan makna peningkatan kualitas sumber daya insani (layaknya tangga meningkat naik).

2. Sistem Pendidikan Islam
Sistem pendidikan adalah satu rangkaian pemikiran dalam bidang pendidikan yang terorganisasi atau sistem pendidikan dapat disebut juga sebagai sekelompok dari unsur-unsur pendidikan yang saling berkaitan dan bekerja bersama-sama. Unsur-unsur pendidikan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: asas pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan yang tersebut di atas harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama.
a. Asas Pendidikan Islam
Asas pendidikan adalah aqidah Islam. Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan metode pengajaran) yang diberlakukan oleh negara. Aqidah Islam berkonsekuensi ketaatan pada syari’at Islam. Ini berarti tujuan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan ketaatan pada syari’at Islam.
b. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan untuk membentuk manusia yang berkarakter. Intinya, seorang Muslim harus memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu pola pikir (‘aqliyyah) dan pola jiwa (nafsiyyah) yang berpijak pada aqidah Islam.
c. Materi
Materi (atau bahan) pelajaran dirumuskan setelah tujuan pengajaran ditetapkan.
d. Subyek
Subjek atau pendidik hendaknya memenuhi persyaratan yang tersirat maupun tersurat dalam Alquran dan hadis. Hal ini penting karena pendidik membawa beban berat untuk membina para siswa agar tidak salah jalan di kemudian hari. Maka untuk memenuhi tujuan ini pendidik harus memperhatikan dirinya sendiri atau instropeksi terhadap dirinya sendiri. Guru yang ideal adalah guru yang dapat menempatkan dirinya sebagai seorang yang ‘digugu’ dan ‘ditiru’. Hal ini, berarti guru haruslah orang yang memiliki kepribadian, ia tidak hanya menguasai sejumlah pengetahuan tetapi juga berbagai sumber nilai-nilai kehidupan, yang bermanfaat bagi siswa. Guru juga harus dapat berinteraksi dengan masyarakat, ia mampu mengikuti perkembangan masyarakatnya.
e. Obyek
Yang dimaksud objek dalam sistem pembelajaran adalah peserta didik. Peserta didik merupakan sasaran dan sekaligus sebagai subjek pendidikan. Oleh sebab itu dalam memahami hakikat peserta didik, para pendidik perlu dilengkapi pemahaman tentang ciri-ciri umum peserta didik. Setidaknya secara umum peserta didik memiliki lima ciri yaitu:
1. peserta didik sedang dalam keadaan berdaya, maksudnya ia dalam keadaan berdaya untuk menggunakan kemampuan, Kemauan, dan sebagainya.
2. Mempunyai keinginan untuk berkembang ke arah dewasa.
3. Peserta didik mempunyai latar belakang yang berbeda.
4. Peserta didik melakukan penjelajahan terhadap alam sekitarnya dengan potensi-potensi dasar yang dimiliki secara individu.
f. Metode
Metode mengajar adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.
g. Media
Media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan atau informasi yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. atau media pembelajaran dapat disebut juga sebagai sarana fisik untuk menyampaikan isi atau materi pembelajaran. dengan kata lain media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, sehingga terjadi proses belajar.
I. Lingkungan
Sartain (seorang ahli psikologi Amerika) mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan kita kecuali gen-gen. Dia membagi lingkungan menjadi tiga bagian sebagai berikut:
1. Lingkungan alam atau luar, lingkungan alam atau luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh tumbuhan, air, iklim dan hewan.Lingkungan dalam,
2. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang telah termasuk ke dalam diri kita, yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik kita
3. Lingkungan sosial, lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi kita
D. KESIMPULAN
Islam memposisikan pendidikan pada hukum wajib, jadi menyianyiakan dan mengabaikan pendidikan setiap manusia adalah kemungkaran, jadi jelasnya kemungkaran ini banyak diabaikan. Islam telah memberikan solusi praktis, tepat dan jelas.. Dengan Sistem Perndidikan Islam menjadikan hidup ini diliputi keberkahan dan kedamaian. Untuk menjalankan sistem pendidikan yang baik dan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan maka unsur-unsur pendidikan harus dapat saling berkaitan dan bekerja bersama yaitu meliputi asas pendidikan, tujuan pendidikan, materi pendidikan, subjek pendidikan, objek pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, evaluasi pendidikan, dan lingkungan pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Dr Abdurrahman Saleh. TEORI-TEORI PENDIDIKAN BERDASARKAN ALQURAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 1994

An Nahlawi, Abdurrahman. PENDIDIKAN ANAK DI RUMAH, SEKOLAH DAN MASYARAKAT. Jakarta: Gama Insani Press. 1995

Hamalik, Prof Dr Oemar. PENDIDIKAN GURU BERDASARKAN PENDEKATAN KOMPETENSI. Jakarta: Bumi Aksara. 2004

Hamalik, Prof DrOemar.PERENCANAAN PENGAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN SISTEM. Jakarta: Bumi Aksara. 2003

Jalaluddin, Prof Dr H. TEOLOGI PENDIDIKAN. Jakarta: PT Raa Grafindo Persada. 2001

Purwanto MP, Drs M Ngalim. ILMU PENDIDIKAN TEORITIS DAN PRAKTIS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2003

Rohani HM MPd, Drs Ahmad. PENGELOLAAN PENGAJARAN. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2004.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar